Cara Hidup Damai di Sosial Media, Anti Baper-Baper Club!

Cara Hidup Damai dari Sosial Media
Sumber: Pinterest Amita K. Patel, LCSW

Akhir-akhir ini sosial media terkhusus di Indonesia, tengah dihebohkan dengan berbagai kasus-kasus besar.

Mulai dari politik, polisi yang begini dan begitu, suporter sepakbola, berita perselingkuhan, KDRT, prank KDRT dan lain-lain.

Jauh sebelum itu, kita juga sudah kenyang dengan berita Bjorka, dukun, dan juga ya polisi yang begini dan begitu.

Situasi real life Indonesia sekarang yang memang penuh dengan masalah, menjadi makanan empuk bagi media untuk mendulang data yang ada menjadi informasi di website dan sosial media mereka.

Ujung-ujungnya ya cuan, dan itu gak masalah sih, selama berita yang dibawakan itu gak framing, ataupun hanya clickbait saja.

Dan ya, tidak terkecuali dengan content creator ataupun orang-orang biasa yang ada di sosial media.

Semua orang ingin mengutarakan informasi yang dicerna melalui pendapatnya masing-masing.

Bagi kamu yang bermain TikTok, pastinya gak asing lagi dengan fitur Stitch, yang menurut Min Jesinnews sebagai fitur untuk adu opini dan kadang berakhir adu jotos.

Sama halnya dengan apa yang dilakukan oleh Warga-Warga yang ada di Twitter.

Ya, kalau di Twitter kita sudah biasalah ya nemuin banyak yang aneh-aneh.

Instagram? apakah nggak Min Jesinnews?. Sama saja, apalagi di Facebook, yang notabene banyak berita hoax dan penipu di dalamnya.

Mengomentari berita-berita viral memang tidak masalah. Yang menjadi masalah ketika kita tidak menemukan devil advocate yang tepat, dan merasa benar sendiri.

Kondisi seperti ini biasanya sih dihinggapi oleh SJW (Social Justice Warrior) yang dasar keyakinannya memang rasa belok kiri, dan juga pastinya buzzer.

Di dalam artikel ini, Min Jesinnews bukan ingin menceritakan tentang SJW garis keras ataupun buzzer yang memang ngeselin, tapi lebih ingin berbagi resep damai hidup di sosial media.

Resep damai ini, Min Jesinnews sudah benar-benar rasakan sendiri di dalam kehidupan pribadi.

Jadi sebelum nerapin resep ini, Min Jesinnews sering kali mengomentari berita-berita viral di status Facebook atau tepatnya di status WhatsApp dan Instagram.

Mengutarakan opini pribadi, dan merasa bahwa opini itulah yang paling wow, paling benar, dan paling-paling dah. Sampai-sampai ada salah satu viewers yang bilang;

"Sip, Si Paling Opini!!!'.

Berawal dari devil advocate itulah, Min Jesinnews mulai sadar. Mulai sadar bahwa Min Jesinnews mulai sedikit demi sedikit kepalanya membesar, alias besar kepala.

Beruntungnya, sebelum pola pikir itu diketok palu, Min Jesinnews teringat akan sebuah kata dari imam besar di masa lalu;

Barangsiapa yang menganggap dirinya terlepas dari kesalahan, maka ia adalah orang yang tidak waras

Nah, dari situlah Min Jesinnews mulai mencari cara agar bisa lebih damai lagi dalam kehidupan bersosial media, dengan tidak selalu mengomentari apa yang sedang viral, dan berusaha agar tetap waras.

Dan sudah satu bulan lebih ini, Min Jesinnews benar-benar merasakan ketenangan, di saat banyak teman-teman Min Jesinnews yang emosi melihat berita-berita yang ada di sosial media.

Mau tahu caranya?. Simak baik-baik ya.

Cara Hidup Damai di Sosial Media


1. Selalu Ingat Bahwa Salah Satu Tujuan Sosial Media Adalah untuk Hiburan.

@resep_debm

Jaman nenek moyang dulu kalau masak ginian suka enak banget! Cobain yuk non debm

♬ suara asli - @resep_inspirasi_debm

Yang pertama adalah selalu ingat bahwa salah satu tujuan sosial media adalah hiburan.

Untuk itu kita tidak perlu menanggapi dengan serius beberapa jokes yang memang masih di dalam batas wajar.

Meskipun beberapa jokes diantaranya memang menguras emosi.

Contohnya bagi kamu yang mungkin tahu dengan kreator konten dengan nama akun DEBM.

Kreator konten yang tidak hanya akan menambah wawasan kamu buat masak, tapi juga membantu kamu untuk melatih kesabaran.

Bagaimana tidak?, lihatlah video di atas dan perhatikan bagaimana mba-mba ini meracik masakannya.

Hasil masakannya memang tidak pernah gagal mengundang rasa lapar, tapi proses memasaknya juga tidak pernah gagal mengundang amarah penonton.

Jujur saja, konten beliau ini memang sukses mengundang amarah ibu-ibu, karena memang tutorial masaknya yang bikin banyak cucian.

Di sini Min Jesinnews yakin bahwa sebagian besar dari penonton sudah tahu bahwa ini hanyalah konten. Namun, dari sekian banyak orang yang menyadari itu, ada juga yang pada akhirnya baper beneran.

Dan mungkin ada yang sampai menggunakan kata-kata makian untuk kreator konten DEBM.

2. Tidak Semua Pendapat Harus Diutarakan Maupun Didengarkan.


Tidak Semua Opini Harus Didengarkan
Sumber: Freepik.com

Kedua adalah dengan bisa menahan diri untuk tidak berkomentar di sosial media terlebih dahulu mengenai berita-berita viral apalagi berita tersebut benar-benar sensitif.

Kita harus paham bahwa tidak semua hal membutuhkan komentar atau opini kita. Terkadang memilih untuk mengambil hikmahnya dan menceritakannya kepada orang-orang terdekat adalah opsi terbaik.

Daripada berusaha untuk memberikan opini di sosial media, lalu menemukan seseorang yang tidak setuju, dan berujung pada sesi adu hujatan di kolom komentar sosmed.

Selain menahan diri untuk tidak langsung berkomentar di sosmed, kita harus mengetahui juga bahwa tidak semua opini wajib kita dengarkan.

Terlebih lagi jika opini tersebut datang dari orang yang memang terkenal fasik, atau dalam bahasa yang mudah dimengerti, tidak kredibel untuk membahas hal itu.

Jika mendengar opini dari orang-orang seperti ini, maka kamu bisa memilih untuk mengabaikannya saja.

Yaps, contohnya seperti kasus pengacara Dukun yang sudah sedang heboh.

Ada banyak opini-opini beliau yang amat teramat keren, dan Min Jesinnews sarankan untuk tidak mendengarkannya.

Karena apa?, karena kita tidak akan sanggup untuk memahami perkataan beliau ini.

Tirulah apa yang dilakukan oleh Najwa Shihab ketika namanya terus disenggol oleh seorang artis yang pembaca semua pasti sudah tahu ya.



Tidak mendengarkan opini dari seseorang yang memang kurang kredibel, benar-benar akan menyelamatkan kamu dari salah persepsi.

Orang-orang ini akan mengeluarkan opini hanya berdasarkan bias mereka saja, kacamata kuda.

Ya, seperti beberapa orang yang mengatakan bahwa tidak ada laki-laki yang setia atau dapat dipercaya karena mendengar berita perselingkuhan artis di sosial media.

Untuk orang-orang seperti ini sih, cukup berikan satu nama yakni Bapak BJ Habibie langsung tidak bisa berbicara apa-apa lagi.

3. Mendengar Cerita dari Kedua Belah Pihak


Cara Hidup Damai di Sosial Media
Sumber: Freepik.com

Ketiga adalah mendengarkan cerita dari kedua belah pihak.

Semisal ketika ada public figure yang sedang berantem, maka kita bisa menahan diri untuk tidak berkomentar sampai benar-benar ada keterangan dari kedua belah pihak.

Jangan sampai kita cepat memihak kepada si A dan menyerang si B, tanpa tahu cerita aslinya. Begitu juga sebaliknya.

Contohnya seperti kasus Chandra Liow di Twitter.

Meskipun Min Jesinnews gak begitu peduli dengan masalah beliau, tapi tips ini bisa juga diterapkan dalam menyikapi berita-berita viral lainnya di sosial media.

4. Menceritakan Opini Kepada Devil Advocate Kamu


Devil Advocate
Sumber: Freepik.com

Keempat adalah menemukan devil advocate yang tepat. Sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa terus-terusan menahan diri untuk berkomentar.

Terlebih perkembangan teknologi sekarang ini memaksa kita untuk aktif.

Devil advocate yang tepat ini bisa kamu temukan pada sosok teman, saudara ataupun orang yang kamu tuakan.

Hal ini penting, agar kamu gak merasa benar sendiri dan besar kepala. Bahkan sebelum benar-benar ingin mengomentari berita viral, kamu bisa utarakan terlebih dahulu pendapat kamu kepada devil advocate pilihan.

5. Menimang Risiko Sebelum Benar-Benar Ingin Berkomentar


Cara Hidup Damai di Sosial Media Berkomentar Sesuai dengan Etika
Sumber: Okezone.com

Terakhir adalah dengan menimang risiko apa yang akan didapatkan ketika akan berkomentar di sosial media.

Jangan sampai komentar kita malah menjadi bumerang untuk diri kita sendiri. Contohnya seperti pengguna Twitter yang mengomentari minuman Es Teh Indonesia.

Ingat untuk selalu gunakan bahasa yang sopan dan jangan merasa diri paling superior.

Inilah 5 cara hidup damai di sosial media ala Min Jesinnews.

Salam Jesinnews, Salam Info Menarik & Menyenangkan..

Posting Komentar

19 Komentar

  1. Gak tahu isi berita yang melibatkan serangan artis pencari sensasi itu pada Najwa karena malas saja dengan kelakuannya yang gitulah hobi menyerang siapa saja dan nantang berantem.

    Kalau berita positif tentang Najwa akan saya baca karena siapa tahu bisa menginspirasi. Soalnya saya malas berurusan dengan ghibah yang bisa jadi fitnah.

    Konten masak tadi videonya bikin bengong saya. Kelapa digoreng? Gak pernah dipraktikkan. 🤣 Paling bikin saya bengong dan heran daripada ngamuk.

    Kelapa dicetak bintang lalu malah diaduk-aduk itu lucu danntak praktis, kayak masak sambil bermain. 🤣

    Saya buka media sosial untuk hiburan, pekerjaan, dan tambah ilmu. Paling malas kalau ada konten yang bikin angot, mending SENYAPKAN saja. Sudah gitu saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ehehe...itu konten yang masak-masak dari DEBM memang ngeselin parah sih teh..

      Benar banget, ada kalanya sebuah konten gak perlu disikapi dengan serius, kecuali ranah bercandanya sudah kelewatan, dan memang perlu diluruskan

      Hapus
  2. Baca SJW jadi teringat seorang teman di Twitter (ketika saya masih suka cek-cek twitter) viral karena dikata-katain SJW, tapi follower-nya jadi naik itu. Seorang teman lain bahkan agak sengaja ingin viral makanya berkicau terus dan membuat twt-twit yang agak "nyeleneh" dan follower-nya sampai puluhan ribu. But, menurut saya sah-sah saja kalau tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaps setuju, selama komentar yang diberikan itu berdasarkan fakta, sopan dan dapat ditanggung jawabkan, gak masalah, malah terkadang dari SJW kita tahu mana yang benar dan yang salah

      Hapus
  3. selektif dalam memilih berita, alogaritma media sosial juga akan bekerja, mereka tahu apa saja berita yang ingin diketahui pengguna. Jika pengguna tidak selektif memilih berita lambat laun pola pikirnya akan dipengaruhi berita media yang kerap dilihatnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar banget, apalagi semua teknologi sosial media menggunakan cara kerja algoritma seperti ini

      Hapus
  4. Memang harus bijak menyhikapi med sos.. saya sendiri masih suka terjebak, tapi tiba tiba menyesal karena sudah menghabiskan waktu percuma, jadi tentukan dulu berita apa yang ingin kita pelajari dan apakah manfaatnya utnukdiri kita

    BalasHapus
  5. Betulll kalau saya sih filternya sosmed yg isinyaa keluhaan mulu unfollow...cari yg menginspirasi atau yg satu frekuensi supaya ikutan positif auranya. .(gusti yeni)

    BalasHapus
    Balasan
    1. yaps ini nih, salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan, tapi gak banjir informasi

      Hapus
  6. Yup, tidak perlu semua pendapat diutarakan ataupun didengarkan ... pun tidak perlu semua keluhan yang dirasakan di-upload jadi status atau story ya.

    Kelihatannya kita gaduh di medsos tentang berbagai hal itu, diperkuat dengan televisi namun sesungguhnya dunia nyata tidak seperti itu ... kalaupun ada yang bawa di dunia nyata, biasanya gara2 medsos.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, bener. Televisi juga seolah-olah membutakan kita tentang mana yang sebenarnya masuk ranah privasi dan mana yang memang bisa dikomsumsi publik, contohnya kaya berita artis.

      Orang-orang biasa jadi pengen ikutan, umbar-umbar deh

      Hapus
  7. Medsos ibarat kata pedang bermata dua, kalau kita menggunakan dengan bijak maka banyak manfaat yang kita dapat. Tetapi apabila kita tidak menggunakan dengan bijak maka siap-siap akibatnya. Semakin berkembangnya teknologi semua aktifitas kita dapat tersalurkan ke seluruh dunia, semua informasi dengan mudahnya tersebar. Tetapi kembali kepada pengguna, bagaimana ia menyikapinya. Jika informasi benar beruntunglah dia tetapi kalau informasi yang disebar di medsos tidak benar maka bikin celaka bagi pengguna yang kurang teliti dan pandailah dalam bermedia sosial.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar kak..kuncinya adalah bijak memilih informasi dan tidak asal memberikan komentar

      Hapus
  8. Selagi perasaan sedang gak enakan (baca: baper) sebaiknya tidak perlu buka sosmed apalagi bila tidak MAMPU memanajeri perasaan diri dengan baik.

    Sosial media pada dasarnya akan menampilkan hal-hal yang indah dan wah yang justru berbanding terbalik dengan realita di kehidupan nyata.

    Kadang, bila menjadikan sosial media sebagai tolak ukur kehidupan, akan bikin tambah stress sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi ingat tentang prinsip untuk hidup sederhana dan banyak membandingkan diri dengan orang lain, ala ala stoikisme

      Hapus
  9. saya juga menggunakan sosmed untuk hiburan dan berbagi, kalau ada yang kurang bermanfaat saya lewatkan saja, termausk juga dalam berkomentar saya cukup hati-hati, selalu berusaha menulis atau menyebarkan sosmed untuk hal-hal yang positif, kalau saya mau upload yang aura-aura negatif, saya langsung cancel,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar banget kak.. pentingnya untuk berhati-hati memberikan komentar..
      jangan sampai komentar kita malah nyerang balik kita

      Hapus
  10. juga menggunakan sosmed untuk hiburan dan berbagi, kalau ada yang kurang bermanfaat saya lewatkan saja, termausk juga dalam berkomentar saya cukup hati-hati, selalu berusaha menulis atau menyebarkan sosmed untuk hal-hal yang positif, kalau saya mau upload yang aura-aura negatif, saya langsung cancel,

    BalasHapus