Review Film Tom Hanks: A Man Called Otto
Sumber: Pinterest @sonypictures

Sekitar hampir 3 minggu yang lalu, Min Nikunews diajak untuk menonton film oleh teman dekat Min Nikunews.

Teman yang dimaksud ini adalah yang Min Nikunews ceritakan dalam cerita sebelumnya di "Yang Harus Kamu Lakukan Ketika Alami Cedera".

Dan memang beliau yang satu ini adalah penikmat film, dan sering merekomendasikan film-film kepada Min Nikunews.

Pengetahuan akan filmnya terbilang lumayan, tapi belum cukup untuk menjadi salah satu reviewer di IMDb ataupun di Rotten Tomatoes. Ya kali..

Salah satu film yang dia rekomendasikan dan terngiang-ngiang sampai sekarang adalah film Dua Garis Biru. Film in, Min Nikunews akui bagus, dan semenjak itu dia sering mengajak Min Nikunews untuk nonton film bersama di bioskop.

Sayang beribu-ribu sayang, di tahun berikutnya, wabah Covid bin Stupid datang.

Di saat itu, kami hanya sering menghabiskan waktu untuk makan bersama, dan ngoceh satu sama lain.

Saat itu Min Nikunews juga sibuk menambah ilmu mempelajari Facebook dan Google Ads sembari mengerjakan skripsi.

Barulah di tahun 2023 ini, Min Nikunews dan dia berniat untuk menonton film. Genrenya mirip-mirip dengan Dua Garis Biru, yakni genre drama.

Dan nama Tom Hanks, menjadi daya tarik mengapa Min Nikunews menerima ajakan nonton bersamanya. Selain tentunya, dia yang ngajak, dia yang bayarin dong..Awowowk.

Ya, siapa yang tidak kenal Tom Hanks di dunia perfilman?. Sosok yang satu ini memang sukses memainkan banyak peran di berbagai film drama legendaris.

Sebut saja peran Chuck Noland di film Cast Away, Paul Edgecomb di film The Green Mile, Viktor Navorski di film The Terminal, Joe Fox di film You've Got Mai, dan tentunya Forrest Gump di film Forrest Gump.

Adapun film Tom Hanks yang akan kita tonton kali ini adalah film A Man Called Otto. Film ini sudah dirilis pada 13 Januari 2023 yang lalu. Ini adalah film yang diadaptasi dari Novel Fredrik Backman dengan judul yang sama.

Di film ini, Tom Hanks bertindak sebagai protagonis memerankan sosok Otto yang pemarah, pemurung dan juga perfeksionis.

Film ini mendapatkan ratings yang cukup tinggi dari IMDb yakni 7.6 dan dari Rotten Tomatoes 69%.

Buat yang belum nonton Min Nikunews peringatkan bahwa isi review ini 50%nya adalah spoiler.

Review film ini akan Min Nikunews bagi menjadi 3 bagian, yakni tokoh dan penokohan, alur cerita (intro dan konflik), dan ending.

Tokoh dan Penokohan


Penokohan di Film A Man Called Otto
Sumber: Iheartcats.com

Film ini menceritakan banyak karakter. Namun di sini Min Nikunews hanya akan notice peran-peran yang penting saja, yakni;

Otto, Marisol, Sonya, Jimmy, Reuben, dan Anita.

Kita mulai dari Otto.

Otto Anderson


Otto Anderson
Sumber: IMDb.com

Sangat mudah untuk menebak penokohan tokoh yang satu ini.

Dari scene awal saat ia membeli tali di supermarket, penonton sudah bisa menebak bahwa sosok yang satu ini memiliki karakter yang pemarah, tidak ramah, dan perfeksionis.

Sifat perfeksionis itu dapat dilihat dari perilakunya yang njelimet. Semisal saja dia sangat anti melihat sampah di tong sampah tidak sesuai dengan tempatnya. Kaya organik harus di organik, non organik harus di non organik.

Sesuatu yang jarang diperhatikan oleh orang-orang pada umumnya.

Bahkan untuk melakukan bunuh diri dengan shotgun saja, ia terlebih dahulu merapihkan ruang eksekusinya. Ia melapisi lantai rumahnya dengan koran dan plastik terlebih dahulu agar darah hasil tembak diri sendiri tersebut tidak mengenai lantai rumahnya.

Mau bunuh diri aja, rumah harus bersih dulu.

Lho kok dia mau bunuh diri?.

Meskipun digambarkan sebagai sosok yang pemarah dan tidak ramah, Otto ternyata adalah sosok penyayang. Ia belum bisa lepas dari sosok istrinya di masa lalu bernama Sonya yang telah lama meninggal.

Sepanjang hidup bersama Sonya, Otto merasakan kebahagiaan yang hakiki.

Meskipun sifat pemarahnya tetap ada saat itu, terlebih kepada tetangga sesama perumahan (pada sosok Reuben dan pengurus perumahan), tapi sifat pemarahnya tidak terlalu kental.

Diceritakan dalam kilas balik saat Otto ingin melakukan percobaan bunuh diri, Sonya adalah sosok yang pintar, penyabar dan penyayang.

Ia berjumpa dengan Otto di kereta api setelah Otto rela mengantar bukunya yang jatuh di stasiun dan meninggalkan gerbong kereta yang sebenarnya dia tumpangi.

Dari situ kisah cinta keduanya mulai terjalin.

Hingga suatu ketika, penonton diperlihatkan scene sedih saat kecelakaan tragis menimpa Otto dan Sonya saat hendak liburan panjang.

Dalam keadaan berbadan dua tersebut, Sonya dan Otto alami insiden kecelakaan bus yang sangat parah. Kecelakaan itu membuat Sonya keguguran sekaligus alami lumpuh.

Hingga beberapa tahun kemudian Sonya diceritakan sudah meninggal.

Rasa kehilangan yang mendalam inilah yang pada akhirnya menjadikan Otto sebagai sosok yang lebih pemarah lagi. Ia selalu mempermasalahkan hal-hal sepele.

Marisol


Marisol A Man Called Otto
Sumber: IMDb.com

Berbeda jauh dengan Otto, Marisol adalah sosok yang periang, peduli dan ramah.

Hadirnya Marisol memang memberikan warna baru dalam hidup Otto. Karakter inilah yang selalu ditunggu-tunggu oleh penonton.

Selain karena lucu, karakter Marisol lah yang mampu meredam emosi dari Otto. Ia menganggap bahwa Otto memiliki karakter yang sama dengan Bapaknya. Oleh sebab itulah ia senang meminta tolong pada Otto.

Senyumnya Otto mirip dengan senyum Bapaknya yang telah meninggal.

Ia juga adalah gambaran sempurna tetangga yang peduli. Ia juga adalah gambaran orang-orang di Indonesia yang ketika memberikan sesuatu, ia harus mendapatkan imbalannya.

Hal itu bisa dilihat dari scene-scene awal saat ia memberikan makanan khas Spanyol/Mexico dan setelah memberikan makanan tersebut, ia dan suaminya Tommy mau meminjam kunci untuk memperbaiki mobil mereka.

Meskipun memberikan vibes yang positif, nyatanya Marisol juga memberikan vibes yang negatif, yakni terlalu cerewet dan juga panikan.

Hal itu dapat dilihat pada scene di mana ia bersama Otto sedang berlatih mengendarai mobil. Bukannya fokus, Marisol malah asik ngoceh sana sini.

Habislah kena marah sama Otto.

Sonya


Sonya
Sumber: Google Images

Karakter berikutnya adalah Sonya.

Tidak banyak yang bisa diulas dari karakter penting penyebab luka mendalam dari Otto ini.

Tetapi dari scene masa lalunya Otto, penonton dapat menyimpulkan bahwa dirinya adalah wanita yang pintar, bersahaja dan mau menerima Otto apa adanya.

Ia bahkan tidak peduli Otto memiliki masalah karena jantungnya yang terlalu besar. Ia menerima apa adanya Otto meskipun ia punya peluang untuk "berjodoh" dengan anggota militer, yang jelas secara postur dan kesehatan lebih baik.

Satu hal yang Min Nikunews tangkap selama menonton film ini adalah Sonya adalah sosok yang sabar. Terlebih lagi sosok ia hadapkan setiap setiap hari adalah seseorang yang memiliki sifat perfeksionis atau bahkan merujuk OCD (Obsessive-Compulsive Disorder).

Jimmy, Reuben,dan Anita.


Karena ketiga karakter ini kurang dilibatkan dalam konflik utama dalam pribadi Otto, Min Nikunews kurang bisa menggali info lebih.

Tetapi yang jelas Jimmy adalah seorang yang penyayang, mau mendengarkan dan juga berorientasi pada kesehatan. Hal itu dapat dilihat dari banyak scene di mana ia selalu "lari" dengan sepatunya yang berdecit.

Meskipun Min Nikunews rasa ia digambarkan sebagai karakter dengan kekurangan mental, namun kehadiran dari Jimmy ini bisa menghangatkan suasana yang ada.

Untuk Reuben, teman akrab Otto dikala pindah di perumahan "Die America" juga tidak banyak yang bisa diulas, terlebih lagi dia mengalami lumpuh di masa tua.

Tetapi di masa mudanya kita dapat mengetahui bahwa Reuben ini tidak memiliki pendirian yang kuat terutama terkait pilihan mobil. Dari yang awalnya penggila "Ford" atau "Volkswagen" lupa Min Nikunews, malah pindah ke pabrikan Jepang Honda.

Ya, meskipun ada alasannya karena anaknya kerja yang perusahaan tersebut menghadiahinya. (CMIIW).

Untuk Anita?..hmm, Min Nikunews rasa penokohannya hampir mirip dengan Sonya, setia dan penyabar.

Alur Cerita (Konflik, Klimaks)


Konflik Cerita dari Film Tom Hanks
Sumber: lotofsense.com

Untuk alur ceritanya sendiri mudah dipahami. Tidak rumit, dan sebab itu pula film ini bisa ditonton bareng sama anak-anak 7-8 tahun ke atas.

Alur yang digunakan adalah jenis alur maju mundur. Di sini penonton bisa tahu alasan mengapa Otto merasa sangat menderita dan tercatat di film ini telah melakukan 4 kali percobaan bunuh diri.

Yang semua itu gagal.

Tidak ada plot twist, plot hole segala macam. Ini adalah film karya Marc Forster, dan bukan Christopher Nolan yang terkenal dengan plot twist gilanya.

Konflik yang dihadirkan di dalam film ini sendiri terbilang adalah konflik personal, alias konflik dari diri Otto yang tidak bisa menerima kepergian istrinya.

Ia menyalahkan semua orang atas perilaku mereka bukan hanya perilaku orang lain tersebut salah, tapi juga sebagai cara dia melampiaskan kemarahan atas kematian istrinya.

Ya, you know what I'm sayin bro.

Jadi marahnya itu dua kali hebat dibandingkan marah hanya karena perilaku bodoh orang lain di lingkungannya. Ya tidak heran Otto sering gunakan kata-kata kasar ketika memarahi orang-orang disekitarnya seperti idiot dan lain-lain.

Di film ini penonton juga akan disuguhkan konflik eksternal lain seperti generasi sekarang yang lebih suka mengabadikan sesuatu melalui smartphonenya daripada langsung bertindak.

Yaps, dapat dilihat dari adegan saat Otto mencoba bunuh diri di rel kereta api tapi gagal karena ada kakek-kakek yang pingsan dan jatuh ke rel duluan.

Klimaks konflik di film ini adalah Otto mulai menyadari bahwa dirinya butuh orang lain untuk menyelesaikan masalah. Ia mendapatkan nasehat super bijak dari Marisol yang beberapa hari sebelumnya ia tidak pedulikan sama sekali.

Di saat Otto mulai berdamai itulah, ia mulai bisa berpikir jernih untuk bekerja sama dengan tetangga-tetangga lain (yang awalnya ia anggap menyebalkan) menggagalkan usaha agency perumahan yang ingin mengusir Reuben dan Anita.

Ia menggunakan pasal di mana agency perumahan itu mengambil data pribadi yang seharusnya tidak boleh diambil. Dan yaps...bla-bla, konflik selesai begitu saja.

Ending


Ending FIlm Tom Hanks Terbaru
Sumber: unionprogress.com

Untuk endingnya, Min Nikunews rasa ini mengharukan..

Apalagi Otto sudah sadar bahwa dirinya harus menerima kenyataan bahwa istrinya telah pergi untuk selamanya. Di credit scene film ini sendiri diceritakan bahwa Otto bersama dengan keluarga Marisol sering menghabiskan waktu bersama.

Tonton saja deh..seru pokoknya.

Salam Nikunews, Salam Info Menarik dan Menyenangkan.